Ringkasan Risiko Overview
Ringkasan ini membantu melihat gambaran umum tingkat risiko dari seluruh aktivitas material handling, serta menyoroti beberapa skenario dengan risk score tertinggi.
Scope & Asumsi 1
HRA – Material Handling ini mengatur seluruh kegiatan pemindahan, penataan, dan penyimpanan material menggunakan peralatan mekanis maupun manual di area proyek konstruksi. Dokumen ini menjadi rujukan bagi semua pihak (AA, MHC, PA, Operator, Spotter, serta pekerja lain) dalam merencanakan dan mengendalikan risiko yang timbul dari aktivitas material handling.
Catatan: lifting menggunakan crane (tower, mobile, crawler, gantry dan sejenisnya) dikelola dalam HRA Lifting Operation tersendiri, namun tetap harus diselaraskan dengan pengaturan jalur material handling di dokumen ini.
Risk Matrix 2
Penilaian risiko dalam HRA ini menggunakan kombinasi Likelihood (L) dan Consequences (C) dengan skala 1–5. Nilai Risk (R) diperoleh dari R = L × C. Kategori warna mengikuti risk matrix perusahaan untuk memudahkan prioritas pengendalian.
| Likelihood (L) | Consequences (C) | ||||
|---|---|---|---|---|---|
| 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | |
| 5 | 5 | 10 | 15 | 20 | 25 |
| 4 | 4 | 8 | 12 | 16 | 20 |
| 3 | 3 | 6 | 9 | 12 | 15 |
| 2 | 2 | 4 | 6 | 8 | 10 |
| 1 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Nilai L, C, dan R dicatat di tabel Risk Assessment HRA – Material Handling (per aktivitas). High risk wajib mendapat perhatian manajemen, pengendalian tambahan, dan bila perlu stop work sampai pengendalian terpenuhi.
Risk Calculator 2.1
Gunakan kalkulator ini untuk memperkirakan level risiko berdasarkan nilai Likelihood (L) dan Consequences (C) yang kamu sepakati di tim. Hasilnya mengikuti risk matrix di atas.
Risk Assessment HRA – Material Handling 3
Bagian ini merangkum identifikasi bahaya, dampak potensial, serta pengendalian yang ada dan pengendalian tambahan yang direkomendasikan untuk seluruh rangkaian aktivitas material handling.
Tabel detail (No, Aktivitas, Hazard, Dampak, Pengendalian yang Ada, Pengendalian Tambahan, PIC, L, C, R) disusun di file Excel terpisah, sedangkan di sini ditampilkan ringkasan per sub-aspek 3.1–3.8.
Fokus utama pada penetapan lingkup pekerjaan material handling, penunjukan Material Handling Coordinator (MHC), serta penyusunan HRA Plan dan Equipment Movement Plan yang terintegrasi dengan Site-Specific EHS Plan dan Site Logistics EHS Plan.
- Identifikasi seluruh aktivitas material handling berdasarkan jadwal proyek dan layout aktual.
- Penetapan jalur pergerakan equipment dan area loading/unloading yang aman (termasuk exclusion zone).
- Penentuan kebutuhan izin kerja dan emergency plan terkait material handling.
- Pengelolaan perubahan layout melalui update gambar / BIM untuk menjaga validitas HRA.
Mengelola risiko saat truk masuk ke area loading/unloading, saat proses bongkar muat menggunakan forklift/telehandler, serta saat pekerja berada di atas bak truk untuk pengikatan atau pelepasan ikatan.
- Koordinasi kedatangan truk hanya melalui jalur dan slot bongkar-muat yang telah ditetapkan.
- Penetapan exclusion zone di sekitar truk dan peralatan material handling untuk mencegah pekerja masuk blind spot.
- Penggunaan peralatan yang sesuai kapasitas dan geometri beban serta memastikan load chart tersedia dan dipahami.
- Penerapan fall protection dan platform kerja yang benar ketika pekerja harus bekerja di ketinggian di atas muatan.
Meliputi pergerakan equipment saat mengangkut material di area proyek, termasuk di jalur sempit, area ramai pedestrian, tanjakan/turunan, dan area dekat tepi slab.
- Penetapan speed limit dan safe distance dari tepi slab atau area berisiko jatuh.
- Pemisahan fisik antara jalur pejalan kaki dan jalur equipment (barrier, marking, signage).
- Penggunaan Spotter saat reversing, di area dengan visibilitas terbatas, dan di area ramai pekerja.
- Pengaturan metode transport untuk beban tinggi yang menutup pandangan (misalnya berjalan mundur dengan bantuan Spotter).
Menangani risiko penggunaan pallet jack, hand cart, dan alat bantu lain, terutama di area miring, sempit, dan dengan jarak tempuh yang panjang.
- Pemilihan alat bantu berdasarkan kapasitas, dimensi beban, dan kondisi permukaan lantai.
- Pengaturan batas kemiringan maksimal di mana pallet jack masih diperbolehkan digunakan.
- Pelatihan teknik mendorong/menarik yang benar untuk mengurangi risiko musculoskeletal disorders (MSD).
- Pemanfaatan cart atau sistem roller untuk mengurangi kebutuhan manual handling berulang.
Fokus pada cara menyusun, menyimpan, dan mengamankan material agar tidak roboh, bergeser, atau menyebabkan overloading pada lantai dan rak penyimpanan.
- Penerapan konsep “nothing touches the ground”: material ditempatkan pada pallet, rack, atau cart.
- Penetapan dan penandaan maksimum beban aman (floor & rack safe load limit).
- Pemisahan material yang tidak kompatibel (misalnya bahan kimia atau material mudah terbakar).
- Penyusunan ketinggian maksimum untuk material tertentu (pipa, panel, cable drum, dsb.).
Mengatur inspeksi harian sebelum penggunaan, penarikan peralatan yang defect dari operasi, serta perawatan dan perbaikan peralatan oleh personel yang kompeten.
- Pre-use inspection dengan checklist yang terdokumentasi untuk setiap forklift/telehandler/pallet jack.
- Peralatan dengan temuan kerusakan harus segera ditandai dan ditarik dari operasi sampai diperbaiki.
- Maintenance dilakukan sesuai manual pabrikan dan prosedur energi terisolasi (LOTO) bila diperlukan.
- Penanganan bahan bakar dan pengisian baterai di area yang terventilasi dan bebas sumber api.
Menekankan pengendalian interaksi antara mobile equipment dan pekerja lain/pedestrian, termasuk kewajiban eye contact dan hak stop work bagi semua pekerja.
- Pelatihan kewaspadaan terhadap jalur material handling bagi seluruh pekerja di site.
- Aturan “no eye contact, no crossing” sebelum melintas di depan atau di belakang equipment.
- Pemasangan barrier dan marking jalur pedestrian untuk memisahkan pejalan kaki dari traffic berat.
- Penekanan hak dan kewajiban stop work jika melihat kondisi pergerakan material yang tidak aman.
Mengelola bukti tertulis HRA Material Handling, kompetensi operator dan Spotter, serta tindak lanjut hasil audit dan investigasi insiden/near miss.
- Penyelesaian dan pengarsipan Hazard Analysis Form untuk setiap aktivitas material handling kritis.
- Pemeliharaan training records untuk operator, Spotter, dan pekerja terkait sesuai requirement.
- Pelaksanaan audit periodik material handling dan tindak lanjut temuan audit.
- Pencatatan insiden dan near miss, analisis akar masalah, serta pembagian lessons learned ke seluruh tim.
Langkah Lanjut yang Bisa Kamu Lakukan 4
Bagian ini memberikan panduan implementasi HRA – Material Handling di lapangan, sehingga dokumen tidak berhenti pada level teori, tetapi benar-benar menjadi alat pengendali risiko harian.